Pembungkusmakanan yang digunakan untuk mewadahi atau membungkus juga harus dapat melindungi makanan yang ada di dalamnya. Bahan yang digunakan tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Namun, tidak hanya masalah kemasan yang harus diperhatikan tapi makanan yang ada dalam kemasan itu juga harus dapat bertahan
Membungkusmakanan panas dengan plastik dapat memindahkan komponen-komponen berbahaya tersebut ke makanan yang kita makan, hingga akhirnya masuk ke tubuh. Plastik dengan kandungan BPA (Bisphenol A) diketahui dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti penurunan kesuburan pada pria maupun wanita.
7Jenis Plastik Kemasan Yang Digunakan Sehari-hari 1. Polyethylene Terephthalate (PET/PETE) 2. High Density Polyethylene (HDPE) 3. Polyvinyl Chloride (PVC) 4. Low Density Polyethylene (LDPE) 5. Polypropylene (PP) 6. Polystyrene (PS) 7. Polikarbonat Mesin Kemasan Sachet Pemilihan Plastik Kemasan Untuk Bahan Pangan 1. Produk Susu 2. Daging dan Ikan
Styrofoamsendiri merupakan kemasan plastik berbahan polimer yang terdiri dari banyak macam seperti polietilen tereflatat (PET) polirinil klorida (PVC) polietilen (PE) polipropilen (PP) polistirena (PS) polikarbonat (PC) dan melamin. Istilah styrofoam yang akrab dengan kita, adalah jenis yang berbahan baku polistirena.
Yang food grade tentu paling aman. Tanda dari pemerintah itu garpu, berarti bisa untuk kemasan makanan. Kalau plastik untuk kemasan elektronik atau barang makanan itu lebih longgar dan tidak ada simbol itu," kata Akhmad dalam media workshop tentang penggunaan styrofoam, Jakarta, Kamis (18/1).
Vay Nhanh Fast Money. Sebelum membeli makanan maupun minuman kemasan, pastikan kemasan pada produknya kedap udara. Pasalnya, makanan atau minuman harus disimpan dalam kemasan kedap udara untuk mencegah kontaminasi bakteri. Makanan dan minuman yang tidak dikemas dengan benar dapat membuka peluang bagi bakteri untuk masuk dan mengontaminasi produk. 2. Kemasan tidak rusak/penyok Jangan lupa untuk memperhatikan terlebih dulu bentuk kemasan produk yang akan dibeli. Jika kemasan sudah rusak, robek, atau penyok maka ada kemungkinan produk yang ada di dalamnya sudah terpapar udara di luar atau terkana paparan sinar matahari dalam waktu yang lama. Hal ini bisa menyebabkan warna dan rasa pada makanan maupun minuman dapat berubah. 3. Selalu pilih produk yang sudah terdaftar di BPOM Sebelum membeli makanan maupun minuman kemasan, selalu lakukan cek KLIK. Cek KLIK itu sendiri terdiri dari cek kemasan, label, izin edar, dan kadaluarsa. Cek KLIK ini berguna untuk memastikan keamanan kandungan pada makanan atau minuman sekaligus menjadi pedoman bagi Anda untuk memilih kemasan makanan dan minuman yang aman untuk kesehatan. Salah satu poin penting dari KLIK adalah pilih produk yang sudah memiliki nomor izin edar NIE dari BPOM. Ketika suatu produk memiliki nomor izin edar dari BPOM, artinya tidak hanya bahan makanan atau minuman saja yang terjamin aman, tetapi juga kemasannya. Jadi, Anda tidak perlu khawatir karena kemasan makanan dan minuman yang sudah terdaftar pada BPOM karena BPOM senantiasa melakukan pengawasan terhadap produk makanan/minuman yang beredar di pasar. Bagaimana dengan kantong teh celup? Anda mungkin pernah mendengar rumor bahwa kantong teh celup mengandung zat karsinogenik jika direndam terlalu lama dengan air panas. Lantas, benarkah demikian? Berdasarkan siaran pers BPOM, kantong teh celup yang memiliki nomor izin edar dari BPOM sudah melalui berbagai evaluasi penilaian keamanan pangan dari kandungan maupun kemasannya. Penilaian keamanan pada kantong teh celup sendiri mensyaratkan pemenuhan terhadap batas migrasi yang baik yaitu jumlah maksimum zat yang bisa berpindah dari kemasan pangan dalam hal ini kantong teh celup, ke dalam bahan pangan misalnya air seduhan teh. Maka dari itu, kantong teh celup aman digunakan walaupun diseduh di air yang panas. Selain itu, BPOM juga menegaskan bahwa kantong teh celup yang aman adalah yang tidak mengandung senyawa klorin sebagai pemutih, karena saat diseduh, klorin dapat ikut larut dan masuk ke dalam tubuh, menyebabkan masalah pencernaan dan memicu radikal bebas. Syarat bahwa kantong teh celup tidak boleh mengandung senyawa klorin ini wajib disertakan kepada BPOM saat permohonan penilaian keamanan produk. Kesimpulannya, perlu diingat bahwa setiap produk yang sudah tersertifikasi BPOM menandakan bahwa kandungan makanan dan kemasan yang digunakan sudah aman untuk makanan karena telah melalui berbagai uji kelayakan. Artinya, produk teh yang memiliki sertifikat BPOM, sudah terjamin terbebas dari bahan-bahan berbahaya. Bukan hanya kandungan tehnya saja yang sehat, tetapi juga semua material pada produknya aman digunakan. Produk teh yang baik dikemas dalam material kedap udara untuk menjaga rasa dan kandungannya. Selain itu, material kemasan juga harus sesuai dengan standar global dan menggunakan material food grade. Kantong teh celup sebaiknya mengandung serat-serat alami sehingga terbebas dari substansi yang dapat membahayakan kesehatan. Jadi, sudah ngeteh belum hari ini?
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID fcLBGBZ0ehiG39a-G31nv1hmH6uwuesaPMrMGCM97uV8fM4q2Zsclw==
๏ปฟโMakanan kemasan sering mengandung banyak zat yang bisa berbahaya untuk kesehatan bila dikonsumsi secara berlebihan. Zat berbahaya yang perlu diwaspadai adalah seperti pemanis buatan, pengawet, dan lain-lain.โ Halodoc, Jakarta โ Makanan kemasan merupakan jenis makanan yang sering dibeli dan dikonsumsi banyak orang karena praktis dan juga enak. Namun, tahukah kamu bahwa produk makanan tersebut mengandung berbagai zat tambahan atau zat aditif yang berbahaya untuk kesehatan? Zat aditif digunakan untuk meningkatkan cita rasa, penampilan, sekaligus memperpanjang masa simpan makanan. Itulah mengapa makanan kemasan biasanya terlihat menarik dan enak, sehingga tidak heran banyak orang menyukainya, terutama anak-anak. Lantas, apa saja zat-zat berbahaya yang terkandung dalam makanan kemasan? Zat Berbahaya dalam Makanan Kemasan yang Perlu Diwaspadai Makanan kemasan merupakan jenis makanan tidak sehat yang perlu dibatasi konsumsinya. Hal itu karena produk tersebut mengandung berbagai macam zat tambahan yang bisa berbahaya bila dikonsumsi secara berlebihan. Selain itu, makanan kemasan biasanya juga mengandung nutrisi yang lebih sedikit dibanding makanan utuh yang segar. Oleh karena itu, usahakanlah untuk lebih banyak mengonsumsi makanan utuh yang diolah sendiri di rumah daripada membeli makanan kemasan. Berikut zat-zat berbahaya dalam makanan kemasan yang perlu diwaspadai 1. Sirup jagung fruktosa tinggi Di dalam makanan kemasan biasanya terkandung gula tambahan, dan salah satu yang paling umum adalah sirup jagung fruktosa tinggi atau high fructose corn syrup HFCS. Pemanis tambahan ini tidak mengandung nutrisi, tapi tinggi kalori. Selain itu, HFCS juga merupakan jenis gula yang berbahaya, karena bisa meningkatkan trigliserida dan hormon penyimpan lemak, serta memicu orang untuk makan secara berlebihan sehingga meningkatkan berat badan. 2. Pemanis buatan Aspartame, sakarin, dan sukralosa merupakan pemanis buatan yang diklaim ramah untuk diet karena rendah kalori. Namun, pemanis tersebut sebenarnya lebih banyak memberikan dampak buruk daripada manfaatnya. Studi menunjukkan bahwa pemanis buatan mengelabui otak untuk melupakan bahwa rasa manis berarti kalori ekstra, sehingga membuat orang cenderung mengonsusmi makanan manis lebih banyak. 3. MSG Monosodium glutamat MSG atau lebih dikenal juga sebagai micin, merupakan bahan tambahan yang juga sering digunakan untuk membuat rasa makanan menjadi lebih kuat dan gurih. Bahan tambahan ini banyak ditemukan pada makanan kemasan anak-anak dan juga produk mi instan. Para ahli masih belum mengetahui secara pasti seberapa bahayanya MSG pada tubuh, tapi kadar glutamat bebas yang tinggi sudah terbukti sangat merusak kimia otak. Jadi, sebaiknya batasi mengonsumsi makanan kemasan yang tinggi MSG seminimal mungkin. 4. Zat pewarna Zat berbahaya lain dalam makanan kemasan yang perlu diwaspadai adalah zat pewarna. Ini merupakan zat yang paling sering digunakan dalam makanan anak-anak untuk membuat penampilan makanan lebih menarik. Karena itu, orang tua dianjurkan untuk berhati-hati ketika ingin membeli makanan anak yang berwarna, seperti jeli, permen, dan es krim. Pasalnya, beberapa pewarna buatan, seperti warna biru 1 dan 2, hijau 3, merah 3 dan kuning 6 sudah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Contohnya seperti kanker tiroid, adrenal, kandung kemih, ginjal dan otak. Jadi, sebaiknya carilah makanan dengan bahan kimia buatan paling sedikit, terutama bila berbelanja untuk anak-anak. 5. Pengawet buatan Waspadai juga makanan kemasan yang mengandung pengawet buatan, seperti natrium benzoat dan kalium benzoat. Pasalnya, bila dikombinasikan dengan asam askorbat vitamin C , pengawet buatan tersebut bisa berubah menjadi benzena, zat yang bisa meningkatkan risiko kanker. Benzena juga dikenal sebagai karsinogen yang juga terkait dengan kerusakan tiroid yang parah. Bila natrium benzoat dikombinasikan dengan pewarna makanan, maka risiko anak mengalami hiperaktivitas semakin meningkat. 6. Lemak trans buatan Lemak trans buatan dibuat dengan memompa hidrogen ke dalam minyak tak jenuh, seperti minyak kedelai dan jagung untuk mengubahnya menjadi lemak padat. Kandungan ini dulu ada di banyak makanan olahan, seperti margarin, makanan ringan, dan makanan panggang kemasan. Penelitian pada hewan dan observasi sudah berulang kali menunjukkan bahwa mengonsumsi lemak trans bisa menyebabkan peradangan dan berdampak negatif pada kesehatan jantung. Itulah mengapa lemak trans buatan juga termasuk kandungan dalam makanan kemasan yang harus diwaspadai dan dihindari. Itulah beberapa zat berbahaya dalam makanan kemasan. Jadi, penting untuk mencermati bahan-bahan kandungan apa saja yang terdapat dalam makanan sebelum membelinya. Usahakanlah untuk mengurangi mengonsumsi makanan kemasan agar bisa terhindar dari dampak buruk zat-zat tersebut. Bila kamu sakit atau memiliki keluhan kesehatan tertentu, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Kamu bisa periksa kesehatan dengan buat janji di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play! Referensi Better Health Market. Diakses pada 2022. Top Ten Toxic Food Ingredients in Processed Food. Healthline. Diakses pada 2022. 6 Toxinsโ in Food That Are Actually Concerning
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID m_Z7Y4jogAoKU-vqR_8aGbYuq5WBKtjp0f8LmRLFmM4K05fsP4eprQ==
Kemasan bahan pangan adalah berbagai jenis bahan pengemasan yang digunakan untuk membungkus pangan baik itu makanan dan minuman. Kemasan pangan ini terdiri dari berbagai kategori dan memiliki beragam jenis bahan serta bentuknya. Kategori Kemasan Pangan Kemasan pangan ini dikategorikan menjadi 3 jenis. Kemasan yang pertama primer, kedua sekunder dan ketika tersier, berikut pengertian dan contoh dari masing-masing kategori kemasan tersebut. 1. Primer Kemasan primer adalah kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk. Contohnya plastik mie instan, botol minuman, paper box atau pembungkus kertas. 2. Sekunder Kemasan sekunder merupakan kemasan yang berfungsi melindungi kemasan primer. Contohnya antara lain kardus botol minuman, kardus mie instan. 3. Tersier Kemasan tersier adalah berbagai jenis pengemasan yang digunakan untuk pendistribusian produk. Misalnya kardus besar, box kayu atau peti kayu. Pengguaan kemasan tersier ini antara lain digunakan untuk pengemasan produk pangan dan industri. Jenis Bahan Kemasan Pangan Seperti yang sering kita lihat, ada banyak sekali jenis bahan untuk membuat kemasan. Mulai dari bahan fleksibel hingga bahan kaku. Adapun jenis-jenis bahan pengemasan diantaranya. 1. Kertas Bahan pengemasan yang berasal dari kertas banyak sekali digunakan untuk membungkus produk pangan. Contoh kemasan bahan kertas yaitu kertas minyak, paper cup, box makan dan lain-lain. 2. Plastik Selanjutnya kemasan yang terbuat dari bahan plastik fleksibel maupun kaku juga banyak sekali. Bentuk kemasan pangan yang menggunakan bahan pengemasan plastik antara lain kotak makan, standing pouch, botol plastik, kemasan sachet. 3. Karton Kemudian pengemasan makanan dan minuman yang menggunakan bahan karton antara lain kardus air mineral, lauch box, kemasan roti dan kue. 4. Aluminium Untuk kemasan dari bahan aluminium antara lain digunakan untuk mengemasan minuman kaleng, susu kental manis, kornet dan ikan kaleng dan lainnya. 5. Kaca Kemasan yang menggunakan bahan kaca sebagai pengemasannya antara lain minuman sirup, minyak makan dan obat-obatan. 6. Kayu Untuk pengemasan yang menggunakan bahan kayu sebagai bahan pengemasan antara lain yaitu kotak kayu atau peti kayu. Kemasan kayu biasa digunakan untuk mengemas berbagai jenis hasil perikanan dan pertanian. Dari beragam kategori kemasan bahan pangan dan jenis bentuknya diatas, semoga bisa menambah wawasan kamu dalam memahami pengertian bahan kemasan khusus untuk makanan dan minuman. Post Views 907
kemasan berbahaya yang digunakan untuk membungkus makanan terbuat dari